Pengantinnya Al Qur’an

Pengantinnya Al Qur’an

Dari 114 surah yang diturunkan Allah Azzawajalla, ada satu surah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw sebagai Pengantinnya.

Pengantin, kita tahu adalah masa yang paling indah bagi setiap orang dewasa yang pernah mengalaminya.

 

Harinya ditunggu

Momennya diabadikan

Setiap detik yang bergeser begitu sangat istimewa

Masa indah, penuh kemesraan

Curahan cinta mencapai puncaknya

Rasa meluber memenuhi parit parit hati

Harinya semerah mawar

Inilah hari selain cinta, juga ada cita, harapan, dan tekad.

 

عروش القرآن

Dan Pengantinnya Al Qur’an itu disematkan pada surah Ar Rahmaan.

Surah yang Jika ditadaburi isinya mewakili segala Curahan kasih sayang dan cinta Allah pada hamba hambaNYA.

Pengulangan kalimat

فبأي الأربكما تكذبان

Fabiayyi ala i rabbi kuma tukadziban

“Maka dengan nikmat Tuhanmu (wahai bangsa jin dan manusia) yang mana lagikah yang kalian berdua dustakan?

 

Sebuah pertanyaan yang menusuk hingga ke ulu hati.

Pertanyaan yang menggedor gedor jantung

Menguras kalbu…

 

Surah ini dimulai dengan asma-NYA yang agung,

الرحمن

Yang Maha Pemurah

Tak pernah memilah dan memilih kepada siapa saja hamba hambaNYA, nikmat dicurahkan

Tidak diminta, tetap dikasih. Dengan cermat dan detil kita diurus secara Maha sempurna, begitu likat dan penuh cinta.

Dan nikmat yang paling besar yang Allah Azzawajalla turunkan dalam hidup ini adalah,

علم القران

Bahwa Allah lah yang mengajarkan dan menurunkan Qur’an.

 

Bukan semesta

Bukan eksistensi kita

Bukan emas, perak, dan harta benda lainnya..

 

Tetapi Curahan kasih sayang terbesar itu adalah

القرآن

Al Qur’an…

Surah Ar Rahman, dengan pertanyaan yang berulang dan terus menggedor bebalnya rasa dan akal ini adalah bukti dari entah sekian banyak bukti kecintaan Allah pada kita hamba hambaNYA.

Lalu, Sejauh mana rasa kita memandang Al Qur’an sebagai Curahan rahmat terbesar itu?

 

Jika biasa saja,

Betapa membatunya hati kita.

 

Al Karim (Yang Maha Mulia)

Segala hal bentuk kebaikan jika dikumpulkan maka ia adalah Karim, Mulia.

Misalkan Perbuatan baik itu suka berderma, sabar, lembut, pemaaf, murah senyum, suka membantu, nasabnya keturunan yg baik, Mencintai kesucian dan kebersihan, dst. Maka jika dikumpulkan itulah Karim, kumpulan sifat yg mulia.

 

Asma Allah, Al Karim yakni Yang Maha Mulia.

Allah Maha Dermawan, memberi bahkan sekalipun tanpa diminta.

Allah Maha Pengasih, tanpa memilah siapa yang meminta apakah ia mukmin atau musyrik.

Allah yang Maha Lembut, Maha Pengampun, maha Pemaaf, Maha Perkasa, Maha Gagah, Maha besar, Maha Agung… Dst.

Segala sifat kebaikan yang berkumpul dan memberikan manfaat itulah dikenal sebagai Al Karim.. Yang Maha Mulia.

 

Maka menandai kemuliaan pada makhluk jika terkumpul segala sifat kebaikan jika hanya sebagian saja, belum bisa dikatakan mulia.

Tidaklah seseorang dikatakan mulia jika sebatas melaksanakan kewajiban atas perintah Allah semata sementara ia tidak memberikan banyak manfaat.

 

Tidak juga dikatakan mulia jika berderma sambil mengatakan kata kata kotor dan hilang sifat lemah lembut pada yang lemah.

Jika ada yang mendoakan agar mendapatkan kemuliaan artinya ia sedang mendoakan secara paripurna agar nilai nilai kebaikan terkumpul pada diri kita dan mampu memberikan manfaat.

 

Al Qur’an, dikatakan

القرآن الكريم

Al Qur’an yang mulia, artinya segala kebaikan terkumpul pada al Qur’an.

 

Dia sumber petunjuk, dia kunci kebahagian , dia obat segala penyakit rohani dan jasmani, dia memberi segala manfaat dalam kehidupan, dia adalah bayyin-bukti terang tanda kekuasaan Allah Azzawajalla.Dia sumber keberkahan. Al Qur’an bukan handbook science tapi 1400 tahun lalu science modern sudah dijelaskan dalam Al Qur’an sebagai bayyin, tanda kekuasaan Allah Azzawajalla.

 

Semoga Allah Azzawajalla memberikan kemuliaan pada kita semua dengan dimudahkan menjadi sosok yang dihiasi kebaikan dan bermanfaat pada sekitar.

 

#bangjey

#Makkahbackpacker

 

Tinggalkan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.