Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter - Ketika mempelajari ilmu makro ekonomi kita pastinya sering mendengar kata kebijakan fiskal dan moneter. Mungkin kita menganggap keduanya sama, tetapi nyatanya berbeda dan sebagian besar dari kita belum tahu perbedaan keduanya.
Mempelajari tentang perbedaan kebijakan fiskal dan moneter penting bagi kita karena nantinya kita sering mendengarkan istilah itu terutama bagi kamu yang mau mengambil jurusan ekonomi.
Tim hidup simpel akan memberikan informasi yang lengkap dan gamblang tentang perbedaan kebijakan fiskal dan moneter. Berikut materinya.
daftar isi
kebijakan fiskal
Keuangan negara tidak hanya penting untuk membiayai tugas-tugas pemerintah, tetapi juga sebagai sarana untuk mewujudkan berbagai tujuan pembangunan ekonomi, seperti kestabilan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan pendapatan. Inilah peran pentingnya kebijakan fiskal. Berikut materinya untuk anda tentang kebijakan fiskal.
Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pengelolaan keuangan negara dengan mengatur penerimaan (berupa pajak)dan pengeluaran pemerintah guna memengaruhi agregat.
Dalam menjalankan kebijakan ini, pemerintah menggunakan perpajakan dan pengeluaran pemerintah sebagai instrumen kebijakannya.
Kebijakan fiskal mencakup penyediaan anggaran untuk membiaya penyelenggaraan pemerintah negara, disamping alokasi anggaran untuk tujuan peningkatan dan pertumbuhan, distribusi pendapatan dan subsidi dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat, serta stabilisasi ekonomi makro dalam cakupan yang lebih terbatas.
Kebijakan fiskal ini dapat dipergunakan untuk memengaruhi sektor-sektor perekonomian tertentu. Oleh karenanya kebijakan fiskal memiliki peranan penting untuk untuk menyeimbangkan pertumbuhan pendapatan antar sektor ekonomi, antar daerah atau antar golongan pendapatan.
Jenis Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal ada 2 jenis yaitu kebijakan fiskal ekspansioner dan kebijakan fiskal kontraksioner.
Kebijakan fiskal ekspansioner dapat digunakan ketika kondisi pertumbuhan ekonomi lagi lesu atau rendah dan angka pengangguran tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara meningkatkan pengeluaran atau belanja pemerintah dan atau juga menurunkan pajak.
Kebijakan fiskal kontraksioner dapat digunakan untuk mengatasi kondisi inflasi yang sangat tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara menurunkan pengeluaran belanja pemerintah dan / atau menaikkan pajak.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan kebijakan fiskal adalah mengontrol atau paling tidak memengaruhi permintaan total dalam perekonomian. Dengan kata lain, pemerintah dapat menurunkan atau menaikkan pendapatan dan belanja negara dengan tujuan untuk memengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
Tujuan kedua dari kebijakan fiskal adalah menstabilkan perekonomian melalui kegiatan pengontrolan tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Pemerintah dalam tujuan ini dibantu oleh Bank.
Tujuan ketiga adalah menghindarkan kondisi ekonomi terpuruknya negara atau yang tidak diinginkan pemerintah seperti inflasi (baca dampak inflasi terhadap perekonomian), meningkatnya pengangguran, defisitnya neraca pembayaran internasional dan contoh lainnya.
Lalu tujuan terakhir adalah mempertahankan produksi nasional suatu perekonomian yang mendekati tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) dan juga mempertahankan tingkat harga barang dan jasa pada tingkat yang sudah tercapai sekarang
Instrumen Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal memiliki instrumen utama yaitu pengeluaran dan pajak. Adapun variabel yang dipengaruhi oleh Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah diantaranya:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
- Distribusi pendapatan
- Pola persebaran sumber daya
Kebijakan moneter
Setelah kita membahas tentang kebijakan fiskal saatnya kita beralih untuk membahas tentang kebijakan moneter. Untuk poin mendasar perbedaan kebijakan fiskal dan moneter kita bahas di bagian terakhir. Berikut materi tentang kebijakan moneter.
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) dengan tujuan mencapai dan memelihara kestabilan stabilitas nilai mata uang (rupiah) yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan penetapan suku bunga.
Berarti berdasarkan penjelasan diatas, pelaku utama pelaksana kebijakan moneter adalah bank sentral negara.
Pemerintah tetap dapat ikut campur dalam kebijakan tersebut, makanya dalam pelaksanaannya kebijakan moneter terbagi menjadi 2 yaitu
- Kebijakan moneter langsung, manakala pemerintah ikut campur dalam masalah peredaran uang dan kredit perbankan.
- Kebijakan moneter tidak langsung, pemerintah tidak ikut campur hanya dilakukan oleh bank. Diantaranya adalah memengaruhi bank-bamk umum dalam masalah pemberian kredit.
Jenis Kebijakan Moneter
Menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar adalah cara dari kebijakan moneter. Pada umumnya kebijakan moneter dibagi menjadi 2 yaitu:
- Kebijakan Moneter Ekspansif (+), kebijakan yang bisa digunakan ketika angka pengangguran tinggi dan perekonomian dalam keadaan lesu. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Kebijakan Moneter Kontraktif(-), kebijakan yang bisa digunakan manakala angka inflasi sudah sangat tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar.
Tujuan Kebijakan Moneter
Diantara tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagaimana yang tercantum dalam UU no. 3 tahun 2004 pasal 7 yang isinya tujuan bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Instrumen Kebijakan Moneter
Beberapa instrumen yang biasa digunakan dalam menjalankan kebijakannya diantaranya:
1. Pengaturan Tingkat Bunga dan Tingkat Diskonto
Ini merupakan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan tingkat bunga dan atau tingkat diskonto.
Tingkat diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum terhadap penjualan surat-surat berharga yang likuiditasnya tinggi.
2. Rasio Cadangan Wajib
Kebijakan yang mengatur besar kecilnya tingkat cadangan wajib minimal yang mana ditujukan bagi perbankan/lembaga-lembaga keuangan bank yang ada dibawah pengawasan bank sentral.
3. Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan yang dilakukan dengan cara memperjual belikan surat berharga pemerintah dan bank sentral contohnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tujuan mengendalikan uang yang beredar.
Apabila surat berharga dijual maka termasuk kebijakan kontraktif, sedangkan jika membeli kembali maka melakukan kebijakan ekspansif.
4. Himbauan Moral
Instrumen terakhir untuk mengendalikan uang yang beredar adalah himbauan moral. Kebijakan moneter ini dijalankan dengan cara memberikan himbauan kepada seluruh pelaku ekonomi di negara tersebut oleh bank sentral dan pemerintah.
Contohnya apabila ingin mengurangi jumlah uang yang beredar adalah himbauan bank sentral kepada bank umum untuk senantiasa waspada dalam pemberian kredit.
Sedangkan apabila ingin menambah jumlah uang yang beredar Bank sentral atau pemerintah menghimbau kepada bank umum untuk meminjamkan banyak uang kepada bank sentral.
Kesimpulan Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Setelah kita membaca materi diatas dapat kita ketahui bahwasanya kesimpulan mendasar antara perbedaan kebijakan fiskal dan moneter adalah:
- Kebijakan fiskal dijalankan oleh pemerintah sedangkan kebijakan moneter dijalankan oleh bank sentral atau bank Indonesia.
- pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan moneter melalui kebijakan moneter langsung seperti masalah peredaran uang dan kredit perbankan.
Mungkin persamaan dari keduanya adalah tentang tujuannya yang sama-sama untuk mengendalikan peredaran uang yang ada di masyarakat.
Demikianlah materi tentang perbedaan kebijakan fiskal dan moneter berdasarkan pengertiannya, perbedaan kebijakan fiskal dan moneter berdasarkan jenisnya dan perbedaan kebijakan fiskal dan moneter berdasarkan instrumennya, semoga kita lebih mengetahui tentang perbedaan kebijakan fiskal dan moneter. Terima kasih
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter